JAKARTA INTERNATIONAL STADIUM (JIS) masuk dalam 10 stadion terbesar dan termegah di dunia. Stadion ini disejajarkan dengan Santiago Bernabeu, kandang Real Madrid.
Pembangunan JIS dimulai di kawasan yang berdekatan dengan Taman BMW, Papanggo Jakarta Utara, tahun 2018. Pemprov DKI Jakarta juga masih mengurus kepimilikan aset lahan lokasi stadion yang akan dibangun itu. Maret 2019, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan kick off pembangunan Jakarta International Stadium.
Pembangunan Jakarta International Stadium ini berdiri di atas lahan seluas 26,6 hektar dengan estimasi kapasitas penonton mencapai 82.000 orang. Maka tak heran bila stadion ini jadi sudah memenuhi syarat untuk menyertakan stadion yang bisa ikut untuk Piala Dunia.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta pembagunan Jakarta International Stadium ditargetkan selesai pada Desember 2021. JIS juga masuk dalam 10 stadion termegah di dunia. JIS masuk dalam daftar ke-10 setelah Miami Freedom Park, Lusail Iconic, Bramley-Moore Dock, Camp Nou, Santiago Bernabeu, New Feyenoord, Della Roma, New San Siro, dan Grand Stade de Casablanca.
Rumput lapangan latihan Jakarta International Stadium ini juga sudah berstandar FIFA menggunakan rumput hybrid yang mampu digunakan untuk bermain sepak bola selama 1.000 jam. Rumput hybrid ini merupakan kombinasi rumput sintetis dan rumput alami. Sementara rumput alami lokal yang dipilih adalah varietas rumput Zoysia Matrella yang ditanam oleh petani rumput asal Boyolali. Sementara untuk rumput sintetis, impor dari Italia sebanyak 19 gulung dengan sebesar 109 meter kali 3,9 meter per gulung.
Total pembiayaan dan pembangunan Jakarta International Stadium ini menelan biaya sebesar Rp4,546 triliun dengan skema pendanaan Penyertaan Modal Daerah (PMD) tahun jamak (multiyears) dari 2019, 2020 dan 2021. Proyek ini dikerjakan PT Jakpro bersama tiga perusahaan kerja sama operasi (KSO), yaitu Wijaya Karya Bangunan Gedung, PP, dan Jaya Konstruksi.
Proses pemasangan konstrukti atap stadion mulai dilakukan pada Januari 2021. Lifting atap dengan bentang terpanjang 270 meter dan bobot terberat 3.900 ton itu dilakukan di atas total ketinggian 69 meter. Ini juga menjadi rekor dunia bagi Tim Konstruksi JIS dan satu-satunya yang dilakukan di Asia.
Jakarta International Stadium nantinya juga akan memiliki tiga tingkat dan dapat menampung 82.000 penonton. Struktur stadionnya dibangun dengan tinggi 85 meter, lebar 258 meter, dan panjang 279 meter. Bahkan di stadion ini, lahan parkir di area utama mampu menampung 800 mobil di parkir VIP dan VVIP yang diperuntukan untuk para pemain sepakbola dan 100 bus.
JIS juga akan mengembangkan kawasan itu dengan mengedepankan kemudahan akses moda transportasi umum berbasis rel (MRT, KRL, maupun LRT). Dan nantinya juga akan dibangun berbagai fasilitas umum di kawasan Jakarta Intrernational Stadium. Infrastruktur pendukung untuk aktivasi Kawasan JIS itu ditargetkan terbangun pada Juni 2022, yakni penambahan stasiun KAI baru di sisi barat dan timur JIS.
Nantinya, antara tribun penonton dan lapangan di JIS tidak memiliki sekat. Hal ini semakin menegaskan Jakarta International Stadium (JIS) seperti stadion-stadion yang berada di Eropa. Bahkan menurut Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan JIS masuk dalam 10 stadion terbesar dan termegah di dunia versi daily mail yang disejajarkan dengan Santiago Bernabeu, kandang Real Madrid. Hal ini karena kedua stadion memiliki struktur atap yang mirip lantaran bisa buka tutup.
Pada pembangunan Jakarta International Stadium pihak Tim Konstruksi JIS menggandeng BuroHappold Engineering dari Inggris yang juga merancang Olympic Stadium, Emirates Stadium kandang Arsenal, dan Tottenham Hotspur Stadium di London, UK. Hal itu guna memaksimalkan kontruksi pembangunan khususnya bagian atap, tribun dan sky view deck.
Tak heran bila awalnya JIS hanya diproyeksikan menjadi markas Persija Jakarta. Kini PSSI atau Timnas Indonesia pun bernafsu ingin bermain di stadion megah itu. JIS bakal jadi stadion paling modern dan termegah yang ada di Indonesia. Pihak PSSI pun meminta Timnas Indonesia dapat berkandang di stadion ini jika pembangunannya telah selesai. Selain itu penggunaan itu akan dioptimalkan demi pengembangan industri olahraga Indonesia.
Pada proses pembagunan Jakarta International Stadium, warga Kampung Bayam terdampak proyek stadion megah itu. Ratusan warga yang tinggal di tanah milik Pemprov itu harus pindah dengan pemberian uang kompensasi. Total sebanyak 604 KK yang terdampak dan menerima dana kompensasi untuk meninggalkan Kampung tersebut.
Ini adalah arsitek dari Jakpro yang terlibat dalam perencanaan Jakarta International Stadium. (Kanan) Arry Wibowo, Pria kelahiran 1984 lulusan Arsitek UGM tahun 2006. (Kiri) Fadillah Akmal Yusron, pria kelahiran 1994 lulusan Teknik Sipil Universitas Negeri Malang tahun 2013 ini bertindak sebagai Asisten Manager Konstruksi Jakpro yang juga ikut andil dalam pembagunan stadion ini. (*/sdc)