Jejak 11 Legenda Persepakbolaan Indonesia

“Dari 250 juta rakyat Indonesia, kenapa selalu sulit menemukan 11 pemain terbaik tim nasional?”

Pertanyaan tersebut rasanya sudah terlalu sering kita dengar. Apalagi kalau bukan karena prestasi yang terkesan “begitu-begitu saja”, tanpa prestasi mentereng. Gelar terakhir yang diraih adalah AFF U-19 tahun 2013, ketika Indonesia menjadi tuan rumah. Gelar sebelumnya adalah medali emas SEA Games 1991. 22 tahun tentu bukan waktu yang singkat untuk menghadirkan gelar juara.

Apa memang benar Indonesia tidak memiliki pemain-pemain hebat sepanjang kurun waktu tersebut? Rasanya tidak. Bahkan bisa dibilang Indonesia dianugerahi pemain-pemain berbakat dalam berbagai generasi. Tidak percaya? Berikut nama pesepakbola Indonesia yang selalu dikenang sepanjang masa :

Ronny Pasla

Kendati mengawali karier olahraga dengan tenis, Ronny dikenal sebagai satu yang pernah dimiliki Indonesia. Postur besarnya membuat Ronny sulit ditembus oleh pemain manapun pada masanya. Salah satu momen bersejarah dalam kariernya adalah ketika ia berhasil menahan penalti Pele. Hal ini terjadi saat timnas berhadapan dengan Brasil tahun 1972.

Robby Darwis

Postur kekar dan kepiawaian dalam duel udara menjadikan Robby sebagai andalan timnas maupun selama kariernya, sekaligus menjadikan dirinya salah satu legenda terbaik dan Persib Kemampuan Robby dalam menggalang pertahanan turut membantu timnas meraih medali emas SEA Games 1987 dan 1991. Di Persib, Robby menyumbang gelar perserikatan tahun 1986, 1989 dan 1993 serta 1994/95.

Simson Rumahpasal

Posisi bek kanan timnas pada medio 1970-an hingga 1980-an identik dengan Simson. Kemampuannya menahan serangan menjadikan posisinya di timnas tak tergantikan. Simson menjadi bagian dari skuad timnas dalam ajang Merdeka Games, Pra Olimpiade, King’s Cup, SEA Games serta .

Baca Juga   DPD APMIKIMMDO Bersama Lions Club Pekanbaru Gelar Bazar UMKM

Rasanya belum ada bek kiri timnas yang bisa melebihi kemampuan Aji. Kemampuan dribble dan memberikan umpan menjadi kelebihan Aji yang menjadikannya bek kiri terbaik timnas. Selain itu jiwa kepemimpinan Aji juga tidak perlu diragukan lagi. Ia menyandang ban kapten di hampir setiap tim yang ia perkuat. Aji juga menjadi bagian dari skuad timnas saat meraih medali emas SEA Games 1991, dimana ia menempati posisi inti dalam usia yang baru menginjak umur 21 tahun.

Bima Sakti

Sosok pemain yang jarang disorot media ini adalah salah satu anggota tim Primavera yang dikirim ke Italia pada era 1990-an. Tendangan yang keras dan jiwa kepemimpinan Bima membuat ia menjadi salah satu pemain yang disegani hingga saat ini. Kemampuannya membuat ia pernah dikontrak oleh klub Swedia, Helsingborg selama semusim. Sementara di level nasional, Bima meraih gelar Liga Indonesia musim 1999-2000 bersama PSM Makassar dan menyabet gelar pemain terbaik. Bima juga mengantongi 56 caps dan mencetak 11 gol bersama timnas.

Zulkarnaen Lubis

Dijuluki sebagai “Maradona Indonesia” jelas menunjukkan kualitas yang dimiliki seorang Zulkarnaen. Kemampuan menggocek yang ciamik dipadu dengan umpan yang matang membuat striker manapun yang membela timnas sangat dimanjakan oleh Zulkarnaen. Sayang sikapnya yang indisipliner dan kegemaran dengan dunia gemerlap malam membuat kariernya di timnas terhambat. Prestasi terbaiknya bersama timnas adalah membawa timnas ke semifinal Asian Games 1986 di Seoul, sementara di level klub ia turut membawa Krama Yudha Tiga Berlian menempati juara ketiga Asia 1985/1986.

Iswadi Idris

Salah satu pemain sayap terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Visi bermain yang luas dan kecepatan menjadi kelebihan Iswadi. Bersama Soetjipto Soentoro, Jacob Sihasale dan Abdul Kadir, Iswadi dikenal sebagai kuartet tercepat di Asia. Selain itu Iswadi juga mampu bermain dalam berbagai posisi. Karakternya yang kuat juga membuatnya ditunjuk sebagai kapten timnas dalam beberapa kesempatan.

Baca Juga   Kecewa Duit Tak Pernah Nambah, Dukun Pengganda Uang Dibunuh

Ronny Pattinasarany

Kalau ada pertanyaan siapakah playmaker terbaik Indonesia, maka Ronny adalah jawabannya. Umpan terukur dan akurasi tendangan jarak jauh menjadi salah satu hal yang paling diingat dari Ronny. Kemampuan Ronny membuatnya meraih berbagai gelar individu seperti All Star Asia 1982, Olahragawan Terbaik Nasional 1976 dan 1981, serta pemain terbaik Galatama 1979 dan 1980. Tak hanya itu, Ronny membantu timnas meraih medali perak SEA Games 1979 dan 1981, dan setelahnya menyandang ban kapten timnas.

Soetjipto Soentoro

Gareng, itulah nama panggilan striker terbaik yang pernah dimiliki Indonesia ini. Catatan 57 golnya tidak bisa dikalahkan oleh siapapun, meskipun jumlah itu termasuk laga-laga non resmi timnas. Sebuah catatan yang menunjukkan kehebatan dirinya. Salah satu momen yang bersejarah dalam karier Gareng adalah ketika ia mencetak gol ke gawang Feyenoord setelah melewati 3 bek lawan. Pada pertandingan berikutnya, Gareng mencetak hattrick ke gawang Werder Bremen, yang membuat pelatih Bremen, Herr Brocker menawari Gareng, Max Timisela dan John Simon untuk memperkuat Bremen.

Andi Ramang

Striker PSM Makassar ini dikenal dengan kelihaiannya dalam mencetak gol dari berbagai situasi dan posisi. Hal ini muncul karena hobinya bermain sepak raga (semacam sepak takraw) sebelum menggeluti . Kemampuannya tercium sampai Eropa, yang membuat timnas banyak menerima panggilan untuk laga uji coba. Sayang kariernya harus berakhir karena tuduhan suap yang tetap ia bantah sampai akhir hayatnya. Kini jasanya diabadikan dalam rupa sebuah patung di Lapangan Karebosi, Makassar.

Bambang Pamungkas

Sekalipun belum pernah menyumbangkan trofi bergengsi untuk timnas, kiprah Bepe di timnas tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. Bepe adalah pemilik caps terbanyak (85) dan gol kedua terbanyak (37) setelah Soetjipto Soentoro. Kemampuan Bepe juga telah teruji di luar negeri, dimana ia menjadi juara liga dan menyabet gelar top skorer dan pemain terbaik saat membela Selangor FA. Salah satu kelebihan utama Bepe adalah kemampuan duel udaranya meskipun hanya memiliki postur setinggi 170 cm.

Baca Juga   Dipercaya Jadi Khatib, Wali Kota Bandung Meninggal Jelang Naik Mimbar

Pelatih: Sinyo Aliandoe

Salah satu pelatih tersukses yang pernah dilahirkan Indonesia. Dalam usianya yang relatif muda, 35 tahun, Sinyo sudah berhasil membawa Persija menjuarai Perserikatan tahun 1973 dan 1975 (bersama PSMS Medan). Sementara sebagai pelatih timnas, Sinyo nyaris membawa timnas lolos ke Piala Dunia 1986 sebelum akhirnya dikalahkan Korea Selatan di babak kualifikasi.

Selain kesebelas pemain di atas, sebenarnya masih banyak talenta emas lainnya dalam diri Maulwi Saelan, Rully Nere, Fachry Husaini, Anwar Ujang, Kurniawan Dwi Julianto dan lainnya. Setidaknya hal ini membuktikan jika negeri ini sebenarnya tak pernah kehabisan pemain hebat. Sayangnya manajemen organisasi serta kompetisi yang sering kisruh membuat bakat-bakat tadi terbuang percuma. ***