Rusia Segera Rekrut 60.000 Tentara Baru!

, MOSKWO – Pejabat Pertahanan (AS) mengungkapkan, pihaknya melihat adanya indikasi sedang mencari untuk merekrut lebih dari 60.000 tentara wajib militer baru dan sebagai cadangan untuk memperkuat pasukan agresi mereka.

Kendati demikian, pejabat pertahanan AS itu menjelaskan, masih harus dilihat seberapa sukses Rusia dalam memenuhi target itu dan seberapa banyak pelatihan yang akan diperoleh pasukan itu, atau kemana mereka akan dikirim.

Pejabat itu juga mengatakan, AS belum melihat bahwa ada ‘bala bantuan’ baru yang terlatih penuh dan bersenjata lengkap yang siap untuk memperkuat kelompok taktis batalyon Rusia.

Sehubungan dengan kemampuan mereka saat ini, Rusia sekarang di bawah 85% dari kekuatan tempur yang tersedia, dan telah berkumpul di Moskow sebelum melakukan agresi ke sejak Februari 2022.

“Dari perkiraan kekuatan tempur yang tersedia yang mereka miliki, sebelum agresi yang mereka susun melawan Ukraina, dari total kekuatan tempur yang mereka miliki hanya mencapai 80% sampai 85%,” ujar pejabat pertahanan AS selama media briefing dengan wartawan, seperti dikutip CNN , Sabtu (9/4/2022).

Hal tersebut dilihat dengan mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari jumlah , tempur, inventaris, rudal, serta pasukan.

Pejabat itu juga tidak memberikan angka pasti mengenai jumlah total yang hingga saat ini dalam agresi di Ukraina.

“Secara agregat bahwa mereka berada di bawah 85% dari kekuatan tempur yang tersedia saat mereka memulai agresi ini,” ujarnya lagi.

Seorang pejabat senior pertahanan AS juga percaya bahwa militer Rusia belum memecahkan masalah logistik dan pemeliharaan mereka, termasuk masalah yang ada di luar Ukraina. Artinya bahwa Rusia tidak mungkin dapat memperkuat pasukan mereka di bagian timur Ukraina dengan cepat.

Baca Juga   4,3 Ton Kokain dari Kolombia Disita Polisi Kosta Rika

“Kami tidak percaya bahwa secara umum ini akan menjadi proses yang cepat bagi mereka, mengingat jenis korban yang mereka terima dan jenis kerusakan yang mereka alami terhadap kesiapan unit mereka,” jelas pejabat senior pertahanan AS. (*/cha/cic)