Kapal Tenggelam di Laut Mediterania Tewaskan Ratusan Orang

7. mkorban | Buliran.com

BuliranNews, ISTANBUL– Hampir 100 orang di perairan setelah kapal padat penumpang yang berangkat dari Libya . Kapal tanker komersil, Alegria 1, menyelamatkan empat orang dari sekoci di Laut Mediterania pada Sabtu pagi, menurut keterangan organisasi amal Doctors Without Borders atau MSF.

“Kami tahu dari kontak awal kami dengan Alegria 1 bahwa penyintas dilaporkan berada di laut selama sekurang-kurangnya empat hari di kapal yang bermuatan hampir 100 orang,” jelas MSF di Twitter, dikutip dari South China Morning Post, Senin (4/4).

Menurut transkrip buku catatan pertukaran dengan kapal tanker, yang dilihat AFP, kapal tersebut mengatakan “sekitar 96 orang tewas di perairan tersebut.”

Kepala badan PBB menanggapi berita tersebut, mengatakan di Twitter “lebih dari 90 orang tewas dalam tragedi Mediterania lainnya.”

telah membuktikan kemampuannya menampung 4 juta pengungsi dari Ukraina dengan kebaikan hati dan efektif. Ia sekarang harus segera mempertimbangkan bagaimana menerapkan ini kepada pengungsi dan imigran lainnya, yang dalam penderitaan, mengetuk pintunya,” lanjutnya.

Sementara itu MSF menekankan bahwa mereka yang diselamatkan pada Sabtu sangat membutuhkan perlindungan dan perawatan segera.

“Tidak ada dari penyintas yang harus dipulangkan ke tempat di mana mereka menghadapi penangkapan, penyiksaan, dan perlakuan buruk. Libya bukan tempat yang aman,” jelasnya.

Libya, yang dilanda konflik dan pelanggaran selama satu dekade, telah menjadi titik keberangkatan utama bagi para migran dan Asia yang berusaha mati-matian untuk mencapai Eropa. Para migran sering mengalami kondisi yang mengerikan di Libya sebelum berangkat menuju utara dengan kapal yang penuh sesak, seringkali tidak layak berlayar yang sering tenggelam atau mendapat masalah.

Baca Juga   Ratusan Boeing 737-800 Milik China Eastern Airlines Dikandangkan

Uni Eropa telah menghadapi kritik karena kerjasamanya dengan Laut Libya untuk mengurangi jumlah migran yang tiba di pantai Eropa. Jika mereka kembali ke Libya, banyak dari mereka menghadapi penganiayaan mengerikan di pusat-pusat penahanan.

Sebelum tragedi terbaru ini, Organisasi Internasional Migrasi PBB (IOM) mencatat 367 di Mediterania tahun ini, setelah mencatat 2.048 kematian yang sama pada 2021. (*//mdk)