BuliranNews, DEPOK – Peta politik cenderung berubah setiap kali pesta demokrasi dihelat. Namun satu yang tak mungkin berubah adalah keinginan untuk memajukan Kota Depok yang lebih baik dari sebelumnya.
Sejak dinyatakan berdiri sendiri sebagaimana diatur dalam UU Nomor 15 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999, tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, daerah mungil yang berbatasan langsung dengan ibu kota Jakarta ini menjadi daerah otonomi yang lepas dari daerah induknya Kabupaten Bogor.
Dan sejak itu pula, Kota Depok mulai merancang sendiri harapan dan keinginan masyarakatnya yang tersebar di 11 kecamatan dengan 63 kelurahan. Meski perjalanannya telah cukup bagus, namun tentu saja masih banyak hal yang harus dilakukan oleh Kota Depok.
Mulai dari Walikota Badrul Kamal, Nurmahmudi Ismail hingga walikota sekarang, M Idris tentunya masyarakat bisa melihat perjalanan Kota Belimbing dari waktu ke waktu.
Sebagai daerah mungil dengan beragam potensi yang ada, tentunya dibutuhkan sebuah kebijakan strategis demi membawa kapal bernama Kota Depok ini melaju lebih cepat lagi di blantika pembangunan nasional.
Sejarah juga mencatat, dari tiga walikota terdahulu, Badrul Kamal berlatar belakang birokrat, Nurmahmudi berlatar birokrat dan juga politisi serta M Idris dengan latar belakang tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Nah sekarang timbul pertanyaan, pemimpin dengan latar belakang seperti apa yang lebih cocok untuk memimpin Kota Depok ke depan yang tentunya akan lahir dari Pemilu tahun 2024 mendatang.
“Menurut saya yang cocok memimpin Kota Depok adalah mereka yang berlatar belakang politisi. Kenapa demikian, karena politisi yang banyak berhubungan dengan masyarakat secara langsung, lebih memahami keinginan dan harapan publik,” kata tokoh muda Kota Depok, H Uwoh Pramijaya.
Meski tak mau menyebutkan nama, H Uwoh yang juga dikenal sebagai pengamat politik ini melihat, saat ini banyak politisi muda Kota Depok yang jejak langkahnya telah dikenal luas oleh masyarakat.
Meski demikian, Uwoh mengingatkan agar masyarakat tak terjebak dengan figur yang hanya mengedepankan pencitraan. Karena hal ini tak akan sesuai dengan harapan dan keinginan tersebut.
“Walau pemimpin dari kalangan politisi menurut saya lebih layak, tentunya siapa yang akan menjadi pemimpin ke depan tergantung pada pilihan warga Kota Depok yang telah semakin dewasa dalam berpolitik dan menentukan sikap,” ujarnya.
Apa yang dikatakan Uwoh tersebut, tentunya bukan tanpa alasan sama sekali. Belakangan, sejumlah nama muncul ke permukaan sebagai calon pemimpin masa depan Kota Depok.
Mulai dari Imam Budi Hartono (wakil walikota Depok), Hasbullah Rahmat (anggota DPRD Jawa Barat), Babai Suhaimi (anggota DPRD Kota Depok), Qonita (PPP), Pradi Supriyatna (mantan wakil walikota) serta rising star yang namanya makin waktu makin menguat, Supian Suri yang saat ini menjabat sebagai Sekda Kota Depok. (teddy)