BuliranNews, JAKARTA – Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengungkapkan sepanjang 2021, sebesar 60% tanah longsor terjadi di Pulau Jawa. Eko merinci, sebanyak 1.056 kejadian di mana 350 jiwa meninggal dunia, 5.903 jiwa harus mengungsi, dan 1.839 rumah rusak atau hancur.
“Lima lokasi rumah rusak terbanyak yakni di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur; Paniai, Papua; Jawa Tengah; Jawa Barat; dan Jawa Timur,” jelas Eko dalam konferensi pers, Jumat (21/1).
Kemudian tiga lokasi dengan korban jiwa meninggal dunia terbanyak terjadi di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Flores Timur.
Adapun produk mitigasi gerakan tanah yang telah dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM di antaranya rekomendasi umum mitigasi pada 1.015 lokasi kejadian.
Badan Geologi Kementerian ESDM juga membuat peta peringatan dini dan rekomendasi wilayah rentan longsor di 7.246 kecamatan di seluruh Indonesia yang diperbaharui setiap bulan, berkoordinasi dengan BNPB dan Gubernur di 34 Provinsi.
Selain itu respon bencana saat dan pasca bencana, Badan Geologi berkolaborasi dengan lintas kementerian/lembaga telah membentuk 200 rekomendasi mitigasi atas upaya evakuasi dan penempatan kembali, rekomendasi relokasi, dan rekomendasi wilayah aman relokasi.
Dalam melakukan mitigasi bencana geologi akan dilakukan penyelidikan untuk memperkuat kualitas peta dan rekomendasi peringatan dini. kaji cepat tanggap darurat, dan pasca bencana, serta sosialisasi. (*/pgr)