MENYEBUT kata selingkuh, benak kita pasti akan melayang ke aksi penyelewenangan yang dilakukan terhadap pasangan kita. Namun tidak demikian hal nya di Papua sana. Negeri di ujung timur Indonesia ini memiliki berbagai macam hidangan khas nusantara yang menarik. Salah satunya adalah hidangan udang selingkuh.
Udang selingkuh merupakan hidangan yang sering dijumpai di Wamena. Udang selingkuh sendiri memiliki habitat di Sungai Baliem. Nama udang selingkuh sendiri diberikan karena melihat capit udang yang mirip seperti kepiting.
Ukuran capit udang ini sangat besar hampir setara dengan capit yang dimiliki kepiting. Karena hal tersebut membuat warga lokal menyimpulkan bahwa hewan tersebut adalah hasil perselingkuhan udang dan kepiting.
Udang selingkuh sendiri sebenarnya termasuk jenis lobster air tawar yang termasuk golongan crayfish atau udang karang. Udang selingkuh ini termasuk dalam genus Cherax.
Udang selingkuh biasanya diambil langsung oleh masyarakat setempat. Setelah itu dijual ke pasar untuk dibeli oleh para pemilik restoran dan rumah makan.
Selain di Sungai Baliem udang selingkuh juga bisa ditemukan di Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi. Tekstur daging udang selingkuh mirip seperti lobster, padat, lembut dan berserat.
Cita rasa udang selingkuh ini sangatlah unik. Dagingnya yang lembut, gurih dan sedikit manis cocok bila dipadukan dengan bumbu khas olahannya. Seluruh bagian tubuh udang selingkuh bisa dimakan kecuali kepala.
Tak hanya dagingnya yang nikmat, udang selingkuh juga memiliki kandungan yang baik bagi tubuh. Kandungan kalsium dan protein yang tinggi juga terdapat di dalam udang ini. Selain protein dan kalsium, udang selingkuh mengandung mineral berupa selenium, fosfor, magnesium, sodium, dan zinc dalam kadar yang sesuai dengan kebutuhan gizi manusia.
Udang selingkuh juga termasuk makanan yang rendah kalori. Dalam 100 gram daging udang segar terkandung 106 kalori. Biasanya udang selingkuh diolah dengan cara digoreng atau direbus
Meski warna aslinya biru, udang selingkuh bakal berubah warna menjadi jingga usai dicuci dan direbus. Bentuknya mirip dengan kepiting atau jenis lobster yang hidup di lautan lepas.
Namun, jenis olahan yang popular adalah udang selingkuh saus asam manis. Kepopuleran olahan ini membuat hidangan udang ini terkenal hampir di seluruh wilayah di Papua. (*/kom)