TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI), memiliki peran penting dalam menjaga pertahanan dan kedaulatan negara. TNI pun dilengkapi dengan pasukan elite yang punya keunggulan dan kemampuan khusus di tiga matra.Setiap matra memiliki pasukan elite atau khusus. Pasukan ini dibentuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar. Pasukan elite Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU), memiliki kekuatan serta kemampuan yang khas dalam menghadapi berbagai ancaman.
Mereka dilatih cara kepemimpinan hingga teknik bertahan hidup di setiap situasi dan kondisi. Berikut kami sajikan enam pasukan elite yang dimiliki TNI beserta ciri khas dan kemampuan khususnya.Kopassus (AD)
Korps Baret Merah, begitu publik mengenal pasukan elite ini. Hal ini lantaran baret berwarna merah yang menjadi ciri khas pasukan khusus TNI AD yang didirikan pada 16 April 1952 tersebut. Kopassus merupakan akronim dari Komando Pasukan Khusus.Mulanya pasukan ini tidak langsung menggunakan nama Kopassus. Kopassus pernah beberapa kali berganti nama, yakni Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha).
Pasukan ini baru mengukuhkan nama menjadi Kopassus pada 1985. Sejak 1996, Kopassus dipimpin oleh mayor jenderal atau jenderal bintang dua.
Anggota Kopassus dibekali sejumlah kemampuan khusus di antaranya gerak cepat dalam setiap medan, menembak cepat, pengintaian dan anti-teror. Moto yang dimiliki Kopassus adalah Berani, Benar, dan Berhasil. Cikal bakal terbentuknya Kopassus diawali dari Kesatuan Komando Tentara Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT) yang bertugas menumpas Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku 16 April 1952.Sejumlah operasi berhasil dilakukan Kopassus, yakni penumpasan DI/TII, operasi militer PRRI/Permesta, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, penumpasan G30S/PKI, Pepera di Irian Barat, Operasi Seroja di Timor Timur. Kopassus juga berhasil melakukan operasi pembebasan di luar negeri, salah satunya penyanderaan di Bandara Don Muang-Thailand (Woyla).
Ciri khas prajurit Kopaska ditandai dengan baret berwarna merah marun. Prajurit Kopaska memiliki tugas untuk menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan berkekuatan amfibi.
Selain dituntut memiliki kemampuan dominan di lingkup maritim, prajurit Kopaska juga harus memiliki kemampuan dasar lainnya, seperti terjun payung dan menembak. Hal ini sebagai bekal bagi prajurit ketika ditugaskan bertempur, tidak hanya di lautan melainkan juga di puncak gunung.Kopaska memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna. Semboyan ini memiliki arti tak ada rintangan yang tak dapat diatasi. Pasukan elite ini berhasil melakukan operasi militer di antaranya pembebasan Papua Barat, Operasi Khusus Kikis Bajak, dan Operasi Khusus Lusitania Expresso.
Denjaka (AL)Pasukan elite ini memiliki nama lengkap Detasemen Jala Mangkara. Dikenal publik dengan nama Denjaka, pasukan milik TNI AL ini dibentuk pada 4 November 1982.
Awalnya korps elit ini dinamakan Pasukan Khusus AL (Pasusla). Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi ancaman aspek laut, yakni terorisme, sabotase, dan lainnya. Para prajurit yang direkrut masuk Pasusla di antaranya personel Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Kopaska.