BuliranNews, PAYAKUMBUH – Dalam Rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Payakumbuh Ke-51, Walikota Payakumbuh, H. Riza Falepi, S.T., M.T, menyampaikan pidato di sidang paripurna istimewa, di aula DPRD Kota Payakumbuh, Jum’at, 17 Desember 2021 dengan tema 51 Tahun Kota Payakumbuh, Payakumbuh Tumbuh, Bangkit dan Menang: Payakumbuh Menanam, Payakumbuh Lestarikan Alam.
Pada kesempatan itu, walikota menyampaikan bahwa peringatan hari ulang tahun Kota Payakumbuh yang jatuh hari Jumat, Â 17 Desember 2021 memiliki arti sangat istimewa bagi kita warga Kota Payakumbuh. 51 tahun sudah usia Kota Payakumbuh. Silih berganti pemangku amanah pemerintahan sudah menjalankan tugas-tugas mereka dan memberikan pengabdian terbaiknya untuk membangun kota kita ini, masing-masing pada masanya telah meninggalkan banyak legasi berharga yang dapat dirasakan sampai saat ini.
Walikota mengenang kilas balik masa lalu Payakumbuh ketika pada saat acara peresmian digelar yang dihadiri oleh perwakilan niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, dan bundo kanduang yang menyuguhkan sebuah maket berbentuk rumah gadang kepada Mendagri, Amir Machmud. Maket itu ditutup layar sutera biru. Di depannya terletak sepiring galamai dengan sebilah pisau. Mendagri Amir Machmud yang didampingi oleh Gubernur Harun Zain dan Bupati 50 Kota Kolonel Infanteri A. Syahdin Dt. Bandaro dipersilakan mengiris galamai. Ketika diiris, putuslah benang yang ada di dalam galamai, terbukalah selubung layar rumah gadang. Setelah layar terbuka, muncul tulisan âBalai Kota Pajakumbuhâ. Bersamaan dengan itu, meriam pusaka âLelo Majenunâ berdentum keras. Bunyinya menggelegar seakan memberi kabar bagi anak nagari, bahwa Menteri Dalam Negeri Amir Machmud telah meresmikan sebuah kota baru di Indonesia. Setelah acara peresmian tersebut kemudian dilakukan pelantikan Bapak Soetan Oesman sebagai walikota pertama oleh Gubernur Sumatera Barat Bapak Harun Zain.
Dalam pidato ini, walikota menyampaikan ia masih memiliki waktu sembilan bulan kedepan untuk menuntaskan pekerjaan dan menggenapkan amanah sebagai Walikota Payakumbuh. Beberapa hal yang menjadi fokus walikota dengan waktu yang tersisa yaitu melalui DINAS PUPR, ia sedang menyiapkan naskah akademis RANPERDA tentang pengelolaan kawasan strategis Batang Agam dan juga ranperda tentang rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) kawasan Batang Agam.
Fokus walikota berikutnya terkait dengan janji politiknya yang kemungkinan tidak akan sepenuhnya tertunaikan sempurna sampai akhir masa jabatan september 2022 yang akan datang, yaitu pembangunan masjid agung Kota Payakumbuh dan stadion sepak bola berstandar nasional. Keduanya sudah menjadi satu kesatuan utuh dalam Ranperda tentang rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) kawasan Batang Agam. Jadi peruntukan dan fungsi ruangnya sudah dikunci di dalam perda tersebut sehingga siapapun kepala daerah setelah ini mempunyai dasar hukum yang kuat untuk melanjutkan pembangunannya. Sedangkan untuk lokasi Masjid Agung seluas 5 hektar sudah tuntas kita bebaskan lahannya. Kawasan masjid agung ini direncanakan menjadi konektor antara kawasan water front city Batang Agam dengan kawasan Medan Nan Bapaneh Ngalau Indah pada hari rabu tanggal 8 Desember yang lalu.
Fokus ketiga yaitu membangun komunikasi dengan pemilik modal untuk membangun industri dan risetnya di kota payakumbuh, komunikasi ini juga melibatkan unsur perguruan tinggi di Sumatera Barat. Hal ini adalah dalam rangka menyonsong era âhigh speed connectifityâ yaitu terkoneksinya tol Padang- Pekanbaru dengan Tol Trans Sumatera yang menempatkan Payakumbuh berada di antara dua pelabuhan eksport import internasional di Pulau Sumatera yaitu pelabuhan Teluk Bayur sebagai hubungan ke Arah Timur Tengah dan Eropa serta pelabuhan Dumai sebagai hubungan ke arah Asia Pasifik dan Amerika.
Adapun fokus terakhir adalah menyiapkan sebuah road map untuk pertumbuhan ekonomi Kota Payakumbuh ke depan. âMenyongsong era industri 5.0 berbasis Big Data, kita membutuhkan sebuah leverage / daya ungkit yang besar untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi guna menciptakan kesejahteraan masyarakat,â kata walikota dua periode itu.
âMelalui pengalaman saya di bisnis sektor keuangan dan mempelajari strategi moderen dan klasik dalam menghimpun dana publik sebagai modal pembangunan, mulai dari cara-cara lama dengan strategi berhutang, kemudian dengan strategi yang mutakhir melalui Sovereign Wealth Funds (SWF), lalu kita coba komparasikan dengan konsep pemberdayaan ekonomi ummat dalam ajaran islam, saya justru menemukan sebuah jawaban melalui konsep syari’at yaitu wakaf produktif,â jelas walikota Riza Falepi. (Budi Suman).