BuliranNews, JAKARTA – Virus Corona nampaknya tak pandang bulu dalam mencari mangsanya. Tak hanya masyarakat biasa, wakil rakyat dan juga petinggi. Insan hiburan pun tak luput dibabatnya. Kali ini, Duka mendalam dirasakan aktor senior Anwar Fuady. Anwar harus mengikhlaskan kepergian istrinya, Farida, dan anak sulungnya, Ferry Senapati. Kedua orang yang disayangi Anwar meninggal hanya berjarak 4 hari karena positif Covid-19.
Farida meninggal dunia Pada 18 Juli 2021, Farida meninggal dunia di Rumah Sakit Ciputra, Jakarta Barat, karena positif Covid-19.
Anwar Fuady berujar, Farida telah menjalani cuci darah akibat gagal ginjal selama tiga tahun terakhir. Sebelum meninggal dunia, kata Anwar Fuady, Farida pun juga sempat cuci darah.
“Setelah selesai cuci darah, dokter suruh PCR. Hasilnya positif Covid-19. Lima hari, (kondisi) kesehatan semakin menurun hingga akhirnya istri saya meninggal dunia,” ungkap Anwar Fuady.
Mengenang sosok Farida, Anwar Fuady mengatakan istrinya selalu memberikan perhatian seperti menyiapkan segala hal yang ia butuhkan sehari-hari.
“Selalu memberi saya semangat. Bangun tidur pagi, selalu siapkan saya minuman, siapkan apa. Saya mau jalan, dia cium tangan saya, doain saya,” ungkap Anwar Fuady Tak hanya itu, Farida selalu menunggu di rumah sampai ia pulang kerja. Tujuannya, hanya ingin makan malam bersama.
Empat hari berselang, Ferry Senapati menyusul kepergian Farida yang meninggal dunia pada 18 Juli 2021. âIya, benar. Meninggal tadi pukul 13.41 WIB, karena Covid-19,” ujar Anwar Fuady saat dihubungi awak media, Rabu (21/7.
Menurut Anwar Fuady, sebelum meninggal dunia, Ferry sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Bakti Asih, Karang Tengah, Ciledug. Kata Anwar Fuady, sang anak juga sempat mengalami gejala Covid-19.
“Baru kemarin masuk (rumah sakit). Gejalanya biasa, panas dan batuk. Ada sesak,” ungkap Anwar Fuady.
Syok berat
Menantu Anwar Fuady, Yuni, mengatakan bahwa mertuanya syok karena kehilangan anak dan istrinya dalam rentang waktu empat hari.
Kendati demikian, Yuni mengatakan Anwar Fuady berusaha menerima semua kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa.
“Kalau saya lihat, Bapak secara mental syok, sudah pasti syok. Cuma beliau berusaha untuk menerima karena biar bagaimanapun semua itu terjadi karena takdir,” ungkap Yuni. (*/kom)