20 Bulan “Menghilang”, Dimana Raja Salman?

9. dimana | Buliran.com

, RIYADH – Pertanyaan mengenai keberadaan Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud, kini bergulir. Raja Saudi itu kembali absen dalam pertemuan lima tahunan raja-raja Negara Teluk yang diselenggatakan di negerinya Selasa (14/12).

Dalam pertemuan itu, pihak Kerajaan Saudi diwakili oleh Putra Mahkota Mohammed Bin Salman. Figur yang akrab disapa MBS itu terlihat terus memandu dan menjamu para pemimpin Kuwait, UEA, Qatar, Oman, dan Bahrain.

setidaknya Sudan “menghilang' selama 20 bulan. Pekan lalu, ia juga absen saat kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan digantikan MBS.

Lalu kemana Raja Salman?

Banyak spekulasi yang menyeruak soal ini. Mengutip Business Insider, Raja Salman diyakini masih melakukan isolasi diri di sebuah istana di kota Neom, pusat bisnis baru senilai US$ 500 miliar. Seorang sumber mengatakan bahwa isolasi yang dilakukan Raja Salman itu masih beristirahat setelah operasi kandung empedu di Juli 2020 lalu.

Meski begitu, timbul informasi bahwa Raja Salman juga menderita Demensia. “Ia diyakini memiliki demensia, menurut sejumlah ahli dan setelah menjalani operasi kandung empedu di Juli 2020,” tulis media itu.

Spekulasi lain juga muncul tentang MBS yang akan segera naik tahta. Kehadirannya mewakili Arab Saudi diberbagai kesempatan menyimpulkan transisi tengah terjadi.

“Tapi sekarang dianggap lebih bermasalah. Ini tentu dalih bagi MBS untuk menjauhkan ayahnya. Dia pasti menjalankan Arab Saudi dan ayahnya tidak,” sebut seorang ahli intelijen kepada Guardians.

Citra MBS

Meski menjadi pewaris tahta, MBS memiliki citra yang kurang baik di mata dunia Barat. Pangeran yang dianggap sebagai penguasa de facto Arab Saudi itu dituding melakukan pelanggaran HAM karena membungkam kritikusnya.

Baca Juga   Cara Selamat dari Pembajakan WA

Salah satu kasus kontroversial MBS adalah pembunuhan Jurnalis Arab Saudi yang aktif mengkritik Riyadh, Jamal Khashoggi. Koresponden Washington Post itu dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istambul talun 2018.

Bahkan, akibat kasus ini, Presiden (AS) Joe Biden menyebut bahwa negosiasi antara Pasan Sam dan Arab Saudi harus dilakukan langsung antara dirinya dan Raja Salman dan tidak dengan MBS.

MBS sebenarnya memiliki visi 2030, yang mendiversifikasi yang bergantung pada minyak. Ini membuat Arab Saudi melakukan sejumlah gebrakan aturan dan menargetkan diri menjadi pusat bisnis menyaingi Dubai. (*/sef)