Buku  

Buku Pajacombo “Pindahkan Kantor Perpustakaan & Arsip” ke Bukiksibaluik

BuliranNews, PAYAKUMBUH – Buku tak hanya membuat kita bisa mengerti tentang apa yang telah terjadi berikut sejarah panjang yang mengikutinya. Juga membuat kita menjadi lebih paham tentang arti sebuah perubahan. Tak hanya itu, buku ternyata mampu memindahkan  kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Payakumbuh ke bekas Balaikota Payakumbuh di Bukitsibaluik.

Kenapa bisa demikian,  Hamdi Agus selaku ketua DPRD Kota Payakumbuh kala bedah buku karya Feni Efendi pada Minggu (5/4) mengatakan, buku PAJACOMBO telah menginspirasi para di Kota Randang itu untuk memiliki sebuah perpustakaan yang layak.  Sehingga Walikota Payakumbuh, H. Riza Falepi, , . Datuak Rajo Kaampek Suku, berinisiatif menjadikan eks Balaikota menjadi lebih hidup dengan dijadikan sebagai perpustakaan dan arsip daerah.

BEDAH BUKU - ALEK LIETRASI Kota Payakumbuh melaksanakan bedah buku PAJACOBO karya Feni Efendi
BEDAH BUKU – ALEK LIETRASI Kota Payakumbuh melaksanakan bedah buku PAJACOMBO karya

Rehab eks Balaikota Payakumbuh senilai Rp2,5 miliar untuk dijadikan perpustakaan dan arsip Kota Payakumbuh dananya dari Perpustakaan Nasional dari hasil lobi walikota Payakumbuh bersama kadis Arsip dan Perpustakaan Payakumbuh, Prima Yanuarita, SH, Msi, yang langsung berangkat ke Perpurnas di Jakarta pada bulan September 2021.

Bedah buku memori kolektif PAJACOMBO karya Feni Efendi yang dilaksanakan di Tarra Cafe & Resto Payakumbuh secara luring maupun daring kali ini, memang cukup berbeda dari kegiatan serupa yang dilaksanakan sebelumnya. Dimana penyelenggara kegiatan dalam hal ini, ALEK PAYAKUMBUH, mampu menghadirkan sejumlah narasumber yang cukup berkelas.

“Selain ketua DPRD Kota Payakumbuh, juga ada Bapak Irsyad Safar selaku wakil ketua DPRD Sumbar, ketua FLP (Forum Lingkar Pena) Sumbar, Dr. Fadli Hafizulhaq dan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Payakumbuh,” kata  Delvia Andrini, S.Pd selaku ketua panitia penyelenggara.

MERIAH - Bedah Buku PAJACOMBO berlangsung dengan meriah
MERIAH – Bedah Buku PAJACOMBO berlangsung dengan meriah

Delvia Andrini yang juga menjabat sebagai ketua ketua panitia penyelenggara ALEK, juga menyebutkan nama lainnya sebagai narasumber yaitu Akhlaqul Imam (pemerhati sejarah dari milenial). Sementara moderator dipercayakan kepada Panji Anugerah, S. Sos serta Rizastra Lathifa Hanum didaulat sebagai pembawa acara.

Baca Juga   Wajib Dibaca, Ini Rekomendasi Buku Best Seller 2022

“Alhamdulillah, Bapak Fiki (kabid pendidikan dasar dari ) Kota Payakumbuh, Bapak Irwandi dan Ibuk Ipil Susanti (kabid arsip dan kabid perpustakaan) dari Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Payakumbuh juga berkenan hadir,” tambahnya.

Bedah buku berlangsung dengan lancar, semua narasumber memberikan respons positif tentang buku yang ditulis Feni Efendi tersebut. Dimana buku tersebut secara aktif mengajak pembaca untuk melihat Payakumbuh dari zaman lampau hingga sampai saat sekarang ini. Selain itu, buku juga disusun secara tematik dengan bahasa yang mudah dimengerti, kata Irsyad Safar (wakil ketua DPRD Sumbar) yang juga telah menelurkan beberapa buku.

bedah buku pajacombo di acara ALEK
bedah buku pajacombo di acara ALEK (Ajang Literasi Kompetisi)

Ketua FLP Sumbar, Dr. Fadli Hafizulhaq menyarakan pemerintah Kota Payakumbuh untuk tidak membiarkan Feni Efendi melaksanakan kegiatannya secara swadaya , baik dalam pembiayaan menerbitkan buku atau hal lainnya.

“Pemerintah harus mendampingi Saudara Feni, jangan biarkan dia berjalan ,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Ketua LPM Tiakar, Sepriyendi dan Dr. Hendri (dosen Payakumbuh), pemerintah seharus menurut keduanya memberikan perhatian dan kepedulian kepada penulis-penulis yang telah membuahkan karya tentang Payakumbuh, terutama membantu penerbitan buku-buku mereka.

“Biaya penerbitannya sangat mahal, pemerintah harusnya ikut andil,” katanya.(adri)