Telaah  

Hitam Putih Kontestasi Politik & Pemerintahan di Kabupaten Solok

3. Gedung Baru Kantor Bupati Solok Diresmikan | Buliran.com

MENJADI KABUPATEN TERBAIK DARI YANG BAIK, Sungguh ini sebuah visi mulia yang lahir dari tujuan mulia pula yaitu ingin menempatkan Kabupaten Solok di saf pertama di jajaran daerah yang bisa menjadi contoh dan teladan bagi ratusan daerah lainnya di persada Indonesia.

Penggalan Mars Kabupaten Solok pun menuliskan …Bertekad menjadi kabupaten terbaik, mandiri maju dan madani. Adat basandi syara', syara' basandi kitabullah. Bersama kita membangun negeri, Kabupaten Solok eloknya negeriku…Sucikan niatmu kuatkan imanmu bersatulah terus maju…

Sungguh terasa indah, dan menyiratkan betapa negeri dengan beragam keelokan alam dan budayanya ini merupakan negeri yang kompak, kuat dan solid dalam balutan agama yang kuat.

3. peta 1 | Buliran.com

Syair lagu Solok Indah yang dikarang Ryan de Kincai nan mendayu-dayu juga tertulis betapa elok dan indahnya daerah yang satu ini. Ryan dengan bangga menjabarkan Kabupaten Solok dari Surian hingga Sulik Aie, dari Alahan Panjang hingga Kacang dan Paninggahan. “Sajuak alamnyo, lamak dipandang” Hingga sampai di bait penutupnya yang menegakkan bulu roma yaitu…”tolong jo kampuang nan ka sumarak, jikoknyo kito baiyo jo batido”.

Nah, ternyata Kabupaten Solok sekarang sudah sungguh jauh panggang dari api. Jangankan untuk baiyo batido (secara harafiah berarti satu sikap). ternyata yang terjadi justru saling menjatuhkan dan membuat kelompok masing-masing.

Awalnya cerita manis akan lahir dari Pemilihan Legislatif (Pileg) 17 April 2019, dimana dari 35 orang kontestan Pileg dari empat daerah pemilihan (Dapil) di Kabupaten Solok yang berhak menduduki jabatan sebagai Kabupaten Solok periode 2019-2024 dengan sebutan “yang terhormat”.

Sebab, dari jumlah tersebut, separuhnya adalah wajah baru, dengan kisah yang dahsyat pula. Mereka mampu mengalahkan sejumlah incumbent (petahana) di Dapil masing-masing. Sejumlah tokoh muda, “sukses” menoreh sejarah, mengalahkan para politisi “berpengalaman” dan menjadi cerita yang layak dikisahkan ke generasi berikutnya.

3. logo | Buliran.com

Renaldo Gusmal dari Dapil I (Gunung Talang, Kubung, IX Koto Sungai Lasi) menjadi peraih suara terbanyak se-Kabupaten Solok dengan mengusung bendera Partai Amanat Nasional (PAN). Vivi Yulistia Rahayu, mewakili dari Dapil II (meliputi Kecamatan X Koto Singkarak, X Koto Diateh, Kecamatan Junjung Sirih) menjadi Anggota termuda periode 2019-2024. Yusferdizen wakil dari Dapil III (Bukit Sundi, Pagung Sekaki, Lembang Jaya, Danau Kembar, Tigo Lurah) menjadi yang tertua. Arlon Sutan Sati legislator Gerindra dari Dapil IV (Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti, Pantai Cermin) menjalani periode keempat di DPRD Kabupaten Solok.

Baca Juga   Duet Politisi-Birokrasi Paling Cocok untuk Depok ke Depan

Sebanyak 35 Anggota DPRD Kabupaten Solok dilantik dan diambil sumpahnya untuk menjalani pengabdian sebagai wakil rakyat terhormat. Setelahnya, masa-masa indah dirasakan para politisi baru, sembari menyesuaikan diri dengan status baru mereka. Manisnya “bulan madu” dirasakan para legislator baru, termasuk keluarganya. Status kini sudah terangkat beberapa tingkat. Kata-katanya sudah didengarkan masyarakat, tempat duduknya di berbagai kegiatan daerah di barisan depan dan pakaiannya bersafari atau baju kurung bagi perempuan, necis!

Namun masa-masa indah itu berubah drastis bak hujan di tengah hari. Dimana ketika tahapan Pemilihan (Pilkada) Kabupaten Solok dimulai, maka senyum nan manis, gandengan tangan yang erat mulai hilang dan dilupakan. Semua sibuk dengan pilihan masing-masing sebagaimana arahan partai mereka.

Partai Golkar mengusung Sekretaris DPD Partai Golkar Sumbar yang juga mantan Wakil Bupati Solok dua periode, Drs. Desra Ediwan Anantanur, MM, berkoalisi dengan kader PKS Dr. Adli. Mantan Anggota Nofi Candra bergandengan dengan Wakil Bupati petahana Yulfadri Nurdin, SH, diusung Partai NasDem dan PPP. Partai Pemenang Pileg Kabupaten Solok 2019, Gerindra dan PAN mengusung Capt. Epyardi Asda, M.Mar dan Jon Firman Pandu, SH. Kontestan terakhir, Ir. Iriadi Dt Tumanggung dan Agus Syahdeman diusung Demokrat, PDI Perjuangan dan Hanura.

Pesta tersebut menghasilkan Epyardi Asda dan Jon Firman Pandu sebagai pemenang. Di ikik tipis hanya 814 suara dibanding pasangan Nofi Candra dan Yulfadri Nurdin dengan perolehan suara sekitar 59. Pasangan Desra Ediwan Anantanur – Adli meraih 28 ribu suara berada di posisi ketiga dan pasangan Iriadi Dt Tumanggung – Agus Syahdeman di posisi terakhir dengan 22 ribu suara.

Kontestasi Pilkada Kabupaten Solok 2020 yang penuh dinamika, memberikan perubahan besar bagi sejumlah kalangan. Jon Firman Pandu, yang sebelumnya adalah Ketua DPRD, digantikan oleh Dodi Hendra, legislator Gerindra peraih suara terbanyak se-Kabupaten Solok, dari Dapil 1. Renaldo Gusmal yang merupakan anak dari Bupati Solok dua periode (2005-2010 dan 2016-2021), Gusmal Dt Rajo Lelo, dilengserkan sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok.

Baca Juga   Politik, Ekonomi dan Mudik

Hal ini diduga karena saat Pilkada, Gusmal selaku ayah dari Renaldo Gusmal disebut-sebut berada di barisan Nofi Candra – Yulfadri Nurdin, bukan di koalisi Gerindra-PAN.

Jabatan Renaldo sebagai wakil ketua DPRD pun berpindah tangan, kemudian digantikan oleh Ivoni Munir, dengan mekanisme perubahan kepengurusan di DPD PAN Kabupaten Solok.

Epyardi Asda dan Jon Firman Pandu akhirnya dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Solok pada 26 April 2021. Ternyata, pelantikan tersebut tidak menjadi akhir dari polemik yang sempat terjadi. Justru sebaliknya, menjadi awal berbagai konflik di Kabupaten Solok.

Dimana sehari sebelum dilantik, Epyardi dan tim kuasa hukumnya secara resmi melaporkan Gusmal Dt Rajo Lelo ke Sat Reskrim Polres Solok Kota pada 25 April 2021. Hal ini, terkait persoalan utang Gusmal dan Yulfadri saat maju di Pilkada tahun 2015. Bahkan, di masa kampanye Pilkada 2020, orang suruhan Epyardi Asda melakukan penyegelan terhadap rumah pribadi Yulfadri Nurdin yang berada di Kota Solok.

Sebagai politisi berlevel nasional dengan tiga periode di DPR RI (2004-2009, 2009-2014, 2014-2019), ternyata Epyardi Asda setelah menjadi bupati, justru memunculkan lawan-lawan baru di Kabupaten Solok. Terutama dengan para mantan bupati Solok, khususnya Gusmal Dt Rajo Lelo.

Bahkan dengan Syamsu Rahim (Bupati Solok periode 2010-2015) yang ikut mendukung Asda-Pandu di Pilkada 2020. Dari mulut Syamsu rahim muncul sebuah kata populer; “Bupati bukan raja, jangan sampai terjadi chaos di Kabupaten Solok”.

Dengan Bupati Solok periode 1995-2005, 2005-2009 dan Menteri Dalam Negeri 2009-2014, Dr. Gamawan Fauzi, SH, MM, hubungan Epyardi Asda juga tidak bisa dikatakan “baik-baik saja”.

Bahkan, pada 29 Oktober lalu, Bupati Solok, Sumbar, Epyardi Asda, M.Mar, menyatakan banyak dajjal di Kabupaten Solok, yang menghalangi pemerintahannya mengabdi untuk masyarakat. Hal itu dikatakan Epyardi dalam pidatonya usai melantik pejabat eselon III dan eselon IV Pemda Kabupaten Solok di bekas Kompleks Kantor Bupati Solok, Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung, Jumat (29/10/2021).

Sikap dan gaya nyeleneh Sang Kapten, membuat olengngnya biduk kapal besar bernama Kabupaten Solok dari adem ayem menjadi panas bak bara. Namun seperti pepatah “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu”, Ya Epyardi tetap saja bertingkah bak raja kecil di kampung halamannya.

Baca Juga   Waspadai Hipertensi, Asam Urat dan Gizi Buruk

Rapor merah Sang Bupati tak saja berhasil menaikkan tensi Kabupaten Solok, namun juga membuat panas kuping para perantauan Nagari Bareh tersebut. Epyardi sempat mengamuk di Puskesmas Tanjung Bingkung dan menghardik serta marah-marah ke pegawai Puskesmas, karena menilai pelayanan kesehatan di Puskesmas itu sangat buruk.

Tak sekadar marah saja, “orang orang Bupati” bahkan mengunggah “drama” tersebut dalam bentuk video di akun youtube tvSUMBAR, dengan alamat: https://youtu.be/l0IUAvwOJTk. Awalnya, video itu berjudul: “Pelayanan Kesehatan Amburadul, Bupati Solok Mengamuk di Puskesmas Tanjung Bingkung”, kemudian diubah menjadi: “Bupati Solok Mengamuk karna Pelayanan Kesehatan Amburadul di Puskesmas Tanjung Bingkung”.

Dalam video berdurasi 29 menit 5 detik itu, dimulai dengan cuplikan-cuplikan video sekitar tiga menit, yang menunjukkan begitu kesalnya Epyardi Asda dengan kinerja tenaga medis di Puskesmas Tanjung Bingkung. Video kemudian beralih dengan “pembukaan” oleh Wali Nagari Tanjung Bingkung Mardanus, yang menyebutkan inspeksi mendadak () Epyardi Asda berawal dari adanya laporan dari warga yang mengalami kecelakaan saat sore hari, beberapa waktu sebelumnya di Jalan Lintas Solok-Bukittinggi, depan Puskesmas Tanjung Bingkung. Disebutkannya, korban itu tidak dilayani oleh tenaga medis Puskesmas, karena Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas sudah tutup.

Usai memgamuk, di depan UGD Puskesmas, Epyardi kemudian membuat rekaman pernyataan dan mengaku sangat kesal karena buruknya pelayanan abdi negara termasuk pelayanan instansi kepada masyarakat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Solok. Apalagi dengan hasil pemeriksaan Ombudsman baru-baru ini.

Nama Epyardi makin tokcer tak hanya di pentas , namun juga di pentas nasional setelah dia dilaporkan ketua DPRD Kabupaten Solok ke Polda Sumbar dan RI serta Ombudsman. Tak hanya itu, rekanan yang tak dibayar hasil kerjanya pun melaporkan hal serupa ke KPK RI.

Ya, biduk besar Kabupaten Solok makin hari makin menjadi manis untuk diberitakan. Sayangnya, khabar tersebut tak berupa khabar yang baik dari yang baik, namun khabar yang miris di tengah prestasi yang juga miris. Semoga ke depan hal ini tak terus terjadi. ***

———————————————–

1. telaah.jpg | Buliran.com

Penulis : Teddy G Chaniago, SH

Perantau Kabupaten Solok Tinggal di Jakarta