BuliranNews, DEPOK - Politik adalah sebuah cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Karena secara harafiah artinya demikian, maka banyak orang melakukan beragam cara atau berpolitik sesuai keinginan masing-masing dalam rangka mencapai sesuatu yang diidam-idamkannya.Karena berpolitik secara sempit seperti ini, maka muncullah beragam istilah politik. Mulai dari politik identitas, politik pencitraan, politik kebangsaan dan sebagainya. Padahal itu semua jelas bagian dari sebuah pengkotak-kotakan yang dilakukan oleh kalangan pelaku politik itu sendiri.
"Melihat kondisi sekarang ini, maka politik pengkotak-kotakan semakin mengemuka. Ini sangatlah tidak elok bagi bangsa ini yang selalu mendengung-dengungkan kebersamaa dan kegotong royongan dalam bingkai kebhinekaan," kata H Uwoh Pramijaya, seorang pengamat politik di Kota Depok saat berbincang-bincang dengan BuliranNews.Sebagai seorang pengamat politik yang sebelumnya sempat bernaung dalam partai politik, Pak Haji Uwoh, demikian dia biasa disapa memahami betul bagaimana polarisasi perpolitikan di tanah air yang menurutnya hanya mengejar kepentingan atau tujuan kelompok saja.
Melihat kondisi demikian, alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng menyebutkan, perpolitikan yang cocok dengan Indonesia saat ini adalah Siasah Islamiyah yang diterapkan di zaman Rasulullah dan juga sahabat-sahabatnya.
"Inilah alasannya, kenapa saya tawarkan politik siasah islamiyah itu. Selain lebih pas, juga bisa mengakomodir kepentingan bangsa yang terdiri dari beragam suku bangsa, agama dan budaya," katanya mengakhiri. (ted)
Editor : Buliran News