Citarasa Kelas Dunia dari Setiap Tegukan Kopi Pinogu

Pinogu atau kerap disebut , berasal dari sebuah kawasan perkebunan di perbukitan dan Tilongkabila, Gorontalo, pada ketinggian sekitar 400 meter dari permukaan laut (dpl). Ekosistem perkebunan pada ketinggian ini sangat cocok untuk tanaman jenis kopi robusta, yang tersebar di Desa Pinogu, Bangio, Tilongkabila dan Pinogu Permai. Desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Pinogu tersebut memiliki jenis tanah alfisol (mediteran) merah kekuningan dengan pH tanah 6,25.

Kopi ini memiliki sejarah yang panjang dan memiliki reputasi mutu yang baik. telah berkembang menjadi origin coffee di Indonesia dan berdasarkan hasil uji citarasa Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Jember, Kopi robusta Pinogu memiliki cita rasa excellent dengan score uji antara 80,75 – 81,75 dan memang memiliki rasa khas cokelat.

Tanaman kopi ini masuk ke wilayah Gorontalo saat itu dibawa oleh pedagang Belanda pada tahun 1677. Pada tahun 1705 Belanda mendirikan Kantor Dagang di Gorontalo. Pada tahun 1879 pengusaha Belanda memasukkan kopi liberika ke wilayah Pinogu.

Kopi liberika asal Pinogu saat itu menjadi minuman kopi favorit Ratu Wilhelmina di Belanda. Namun demikian, rencana pengembangan lebih lanjut kopi liberika di Pinogu tidak berhasil, karena tidak didukung oleh Raja Tangahu dari kerajaan Tuwawa/Bangiya.

Lalu pada tahun 1960an masyarakat Pinogu bersama Camat Suwawa membawa dan mengembangkan bibit kopi robusta dari Kotamobagu Bolaang Mongondow. Pada awal tahun 1970-an, atau sekitar tahun 1972, Direktorat Jenderal Perkebunan mengirimkan ribuan bibit kopi robusta kepada masyarakat Pinogu. Karena belum ada sarana jalan yang memadai, perkembangan budidaya tanaman kopi robusta menjadi tidak berlanjut.

Baca Juga   Beer Pala Minuman Favoirit “Kota Naga”

Bupati Bone Bolango saat dijabat Hamim Pou, mendorong Kabupaten Bone Bolango melalui Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Bone Bolango melakukan penelitian potensi wilayah dan alam yang ada di wilayah Pinogu.

Pada tanggal 5 Maret tahun 2013 produk kopi robusta Pinogu dibawa langsung oleh Bupati Bone Bolango bersama Kadis Pertanian dan Timnya untuk diikutsertakan pada acara International Tourisme Borsc (ITB) di Berlin.

Ternyata di acara pameran tersebut kopi Pinogu menjadi pendatang baru yang banyak peminatnya di kancah bisnis perkopian tak terkecuali Miss Coffee Indonesia yag tergoda setelah mendengar, melihat, dan merasakan mutu dan kekhasan Kopi Pinogu, sehingga terbesit keinginannya untuk datang ke Pinogu Bone Bolango. Bahkan dari acara tersebut, ia berjanji akan mengusung kopi Pinogu sebagai salah satu duta Kopi dari Indonesia, khususnya dari Kabupaten Bone Bolango.

Kopi yang tumbuh organik ini berada dalam hutan yang di dataran tinggi Kecamatan Pinogu, Kabupaten Bone Bolango. Untuk mencapainya setidaknya dibutuhkan perjalanan delapan jam menembus hutan di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

Kopi pinogu mulanya ditanam warga di kawasan enklave taman nasional. Kopinya ditanam secara alami tanpa menggunakan pupuk atau pestisida.

Bila zaman dahulu kopi pinogu dibawa keluar hutan dengan dibopong atas pundak, kini orang mengangkutnya dengan motor dengan menempuh perjalanan berjam-jam lamanya. Konon kopi pinogu sudah ada sejak era VOC Belanda. Chef Lucky mengatakan, kopi pinogu di daerah asalnya disebut juga sebagai kopi perjuangan.

Jadi, tidak salah kalau citarasa Kopi Pinogu memang sangat tinggi, setinggi tempat kopi itu ditanami petani. ***