BuliranNews, JAKARTA – Usianya sudah tidak muda lagi, namun siapa sangka, Edwel Yusri Dt Rajo Gampo Alam masih gagah penampilan, masih tegap langkahnya dan masih lantang suaranya. Itulah potret keseharian Mak Datuak, demikian guru besar di Perguruan Silat Harimau Minangkabau ini biasa di sapa.
Dalam usia yang telah mendekati kepala enam, tepatnya 58 tahun, pria yang juga pendiri Perguruan Satria Muda Indonesia, masih mampu mendemontrasikan kepiawaiannya dalam mengatur langkah dan penyerangan termasuk bertahan dalam rangkaian gerakan ilmu Silek Harimau.
Lahir di Bukittinggi pada 6 Juli 1963, alumnus Universitas Muhammadyah Jakarta ini, belakangan mencurahkan perhatiannya untuk melatih generasi muda Minangkabau terutama yang berdomisili di kawasan Jagakarsa Jakarta Selatan untuk mendalami dan menguasai seni bela diri Silek Harimau tersebut.
“Silek Harimau adalah budaya yang harus diwarisi dari generasi ke generasi. Dengan memiliki kemampuan ilmu beladiri ini, tentu mereka bisa lebih tangguh mengarungi kehidupan dan tentunya bangga sebagai generasi muda Minangkabau,” kata Mak Datuk saat ditemui di Sanggar De Batavia, Senin malam.
Silek Harimau kata Mak Datuak, tak hanya berbicara tentang beladiri. Namun di dalamnya banyak tersirat tentang budaya dan juga agama. Sebab, pada dasarnya kata dia, antara Silek dan Shalat bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan begitu saja.
“Banyak hal yang harus dilakukan generasi muda Minangkabau untuk mengarungi masa depannya. Selain mereka harus memiliki ilmu duniawi yang didapat dari bangku pendidikan, mereka pun harus memiliki bekal untuk di bawa ke dunia akhir. Dan tentunya ada sebuah penyeimbang yang harus mereka kuasai yaitu kemampuan mempertahankan dirinya dari sesuatu hal yang tidak terduga,” imbuhnya.
Terkait pelatihan Silek Harimau yang digelorakan oleh DPD Induk Keluarga Minang Jagakarsa, Mak Datuak sangat mengapresiasi dan berharap, semakin banyak lagi generasi muda Minang yang terlibat didalamnya.
“Bagi yang belum bergabung, silahkan bergabung. Karena pelatihan Silek Harimau, tak hanya bicara tentang seni beladiri namun juga pemahaman beragama,” kata Mak datuak yang telah melancong ke berbagai belahan dunia untuk memperkenalkan seni beladiri Silek Harimau ini.
Ketua DPD IKM Jagakarsa, Khairul Sikumbang sangat optimis, latihan Silek Harimau yang dilaksanakan DPD IKM Jagakarsa akan melahirkan silaturahim dan kebersamaan dan rasa saling memiliki antar sesama perantauan Minang di Jagarkarsa.
“Dan yang terpenting, melalui pelatihan ini, budaya kita tidak tergerus oleh zaman dan karakter serta jati diri kita sebagai perantauan asal Ranahminang tetap terjaga,” jelasnya.
Menjaga tradisi Minangkabau melalui pelatihan Silek harimau, menurut Khairul akan menguatkan mental generasi muda Minangkabau yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan hidup ke depan yang pastinya sangat keras.
“Dengan sikap mental yang kuat, generasi muda Minang menjadi lebih tangguh dan berkarakter kuat serta siap menghadapi tantangan dan pengaruh negatif yang mungkin datang,” katanya. (ted)