BuliranNews, GLASGOW– Badan iklim PBB menerbitkan draft pertama berisi keputusan politik banyak negara, Rabu (10/11). Draft ini rencananya akan dikeluarkan pada akhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Jumat pekan ini.
Negosiator dari hampir 200 negara akan bekerja berdasarkan rancangan draft tersebut untuk mencapai kesepakatan akhir sebelum KTT berakhir.
“Draft pertama keputusan penutup COP meminta negara-negara untuk meninjau kembali dan memperkuat target 2030 dalam kontribusi yang ditentukan secara nasional, sebagaimana diperlukan untuk menyelaraskan dengan tujuan suhu Perjanjian Paris pada akhir 2022,” tulisnya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Perjanjian Paris, yang diadopsi pada tahun 2015, menetapkan tujuan untuk menahan kenaikan suhu rata-rata global jauh di bawah 2°C (celcius) di atas tingkat pra-industri. Ini sebagai upaya untuk membatasi kenaikan suhu Bumi hingga 1,5°C.
Untuk pertama kalinya, rancangan tersebut juga menyerukan banyak negara untuk menghapus subsidi batu bara dan bahan bakar fosil secara bertahap.
COP26 juga menyerukan transisi yang adil ke emisi nol bersih dan menekankan pentingnya meningkatkan sumber daya keuangan, dengan mempertimbangkan kebutuhan negara-negara berkembang yang rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim.
Meski begitu, perpecahan besar antar negara akan tetap ada, seperti ketidaksepakatan tentang aturan pasar karbon, jadwal untuk memperbarui janji pengurangan emisi dan pembayaran ke negara-negara yang rentan terhadap iklim.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendesak negara-negara untuk “mengesampingkan perbedaan dan bersatu untuk planet kita dan rakyat kita”.
Dia diperkirakan akan melakukan perjalanan dari London kembali ke konferensi untuk bertemu dengan negosiator nasional dan masyarakat sipil bersama dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. (*/tfa)