BUAH pedada merupakan buah mangrove. Di Provinsi Jambi, buah ini hanya ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan yang lebih banyak ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Di sana, masyarakat masih belum mengetahui cara memanfaatkannya. Karena rasanya yang masam, buah itu banyak tumbuh tanpa dimanfaatkan.
Namun oleh seorang dosen ilmu gizi Stikes Baiturahim Jambi, Dini Wulandari, dia meneliti dan menjadikannya sebuah produk olahan sari buah pedada yang siap diminum.
Dini menceritakan, sudah berminat untuk meneliti buah pedada sejak menempuh pendidikan S2- di IPB pada 2015. Namun, itu baru terlaksana ketika jadi dosen di Stikba. Penelitian itu sendiri dibantu oleh mahasiswa Stikba juga.“Awalnya saya ingin menghasilkan produk oleh-oleh khas Jambi, jadi terpikir buah pedada. Hal ini juga didukung oleh permintaan yang banyak dari konsumen,” ungkapnya, .

Sari buah pedada, kata dia dapat meningkatkan imunitas karena anti oksidan yang tinggi yaitu mencapai 90,10 persen. Sementara komposisinya terdiri dari buah pedada, gula dan air mineral.Sari buah pedada ini tidak menggunakan pengawet sama sekali, sehingga harus disimpan di suhu dingin dan jangka waktu yang tidak lama.
Walaupun masa edarnya sangat singkat, namun sirup pedada belakangan telah menjadi oleh-oleh yang khas dari Tanjung Jabung Barat, terutama Kota Kuala Tungkal. ***
Editor : Buliran News