Peyek Daun Kopi, Camilan Unik dari Kepahiang

7.2.. kopi | Buliran.com

PEYEK DAUN asal Desa Batu Ampar, Kabupaten Kepahiang memang cukup terkenal di Bengkulu. Bahkan, kudapan daun tersebut menjadi oleh-oleh andalan desa yang telah mengproklamirkan diri sebagai desa ekowisata.

Bahan pokok makanan khas tersebut mudah ditemukan di Batu Ampar karena desa yang terletak di kaki Bukit Hitam merupakan areal perkebunan kopi masyarakat dan kawasan ini bagian dari lanskap Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba, .

Produksi pertama ini diluncurkan pada bulan Agustus 2019 lalu, ketika acara peringatan kemerdekaan Indonesia.

7. peyek | Buliran.com

Dewi Herlinda, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga [] Desa Batu Ampar mengatakan pada awalnya kami memproduksi makanan ini untuk ikut pameran dalam rangka memeriahkan HUT RI namun diluar dugaan banyak yang berminat dan hasilnya lumayan.

Hasilnya lumayan, setiap bulan sebelum pendemi terjadi, mereka bisa memproduksi penyek lebih dari empat kilogram. Satu kilogram dijual seharga 60 ribu Rupiah.

“Ini menjadi pemasukan tambahan. Kebun kopi itu musiman, satu tahun sekali atau dua kali panen,” ujarnya.
Ia mengatakan untuk adonan peyek daun kopi pakailah daun jangan terlalu muda atau tua karena jika daun tua dibuat peyek, adonan tepung cair yang menjadi pembalut daun kopi tidak akan lengket. Sedangkan jika daun terlalu muda, rasa peyeknya pahit.

7.1 kopi | Buliran.com

“Paling renyah dan gurih, daun yang tidak terlalu muda dan tidak tua.”

Dewi juga mengatakan, di Desa Batu Ampar dia mendorong ibu-ibu memproduksi peyek tersebut. Peyek dikemas dalam kantong plastik dan dijual di toko oleh-oleh khas desa yang letaknya di sebelah Sekolah PAUD dan rumah kepala desa.

Baca Juga   Surabi Durian, Amboi Enaknya

Di toko desa itu, selain peyek dan stik kecombrang, tersedia juga makanan hasil olahan bambu muda [rebung], gula aren, serta produk anyaman bambu.

Delegasi Bengkulu

Menggeliatnya khas di Desa Batu Ampar, pada akhir 2020, membuat desa ini ditetapkan oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan di Bengkulu sebagai utusan lomba Desa Pangan Aman Nasional, mewakili .

Lomba ini bagian dari program gerakan keamanan pangan desa yang diinisiasi sejak 2014. Tujuannya, meningkatkan kemandirian masyarakat desa dalam menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang aman sampai tingkat perseorangan, sekaligus memperkuat desa.

Perlombaan Desa Pangan Aman Nasional tersebut diikuti 34 provinsi di Indonesia. Setelah dilakukan verifikasi dokumen tahap awal oleh tim juri nasional, Desa Batu Ampar berhasil masuk 7 besar.

7.3 kopi | Buliran.com

Harwan Iskandar, Kepala Desa Batu Ampar menceritakan, 7 desa yang menjadi nominator itu selanjutnya diverifikasi faktual/lapangan oleh tim juri nasional. Tentunya, untuk melihat kesesuaian antara dokumen proposal dan kondisi sesungguhnya di lapangan.

Verifikasi di Desa Batu Ampar dilakasanakan pada Selasa, 8 Juni 2021. Tim berasal dari BPOM dan perwakilan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

“Verifikasi diawali mengecek dokumen asli di kantor desa terhadap pemerintah desa, tim keamanan pangan desa, kader dari dinas kesehatan, perwakilan dinas pemberdayaan masyarakat desa [PMD] dan kader gerakan keamanan pangan desa. Lalu, dilanjutkan verifikasi produk olahan yang memiliki izin penyelenggaraan industri rumah tangga pangan [IRTP], ritel, kantin sekolah, rumah tangga, dan penjual makanan olahan,” tutur Harwan.

Di Desa Batu Ampar, saat ini telah diterbitkan 6 IRTP dan 4 IRTP baru yang dilakukan mandiri. Pengembangkan produk-produk desa ini, kata Herwan, untuk menambah pendapatan keluarga dan menunjang program desa terkait ekowisata.

Baca Juga   Karupuak Jariang, Sensasi Unik Makan Jengkol ala Masyarakat Minang

“Upaya nyata yang dikembangkan adalah memunculkan kuliner lokal.”

Penghargaan dari BPOM

Bertepatan peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia [World Food Safety Day] pada 22 Juni 2021, BPOM mengumumkan juara Lomba Desa Pangan Aman. Batu Ampar Bengkulu terpilih sebagai juara tiga.

Desa yang terletak di bentang alam Bukit Barisan ini bersaing ketat dengan Desa Panggungharjo di Bantul Yogyakarta dan Desa Bukit Intan Makmur di Rokan Hulu Riau, yang ditetapkan menjadi juara satu dan dua.

Sementara, 3 pemenang Pasar Pangan Aman berbasis komunitas adalah Pasar Sumpang Minangae di Pare-Pare Sulawesi Selatan, Pasar Gentan di Sleman Yogyakarta, dan Pasar Tani di Bandar Lampung.

Penny K Lukito, Kepala BPOM, mengatakan pihaknya akan memberikan insentif berupa pendampingan, bimbingan teknis, dan pemberian fasilitas kepada para pemenang.

“Penghargaan tersebut juga menambah indeks Desa Membangun yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi,” katanya dikutip dari situs BPOM.

Terkait pangan aman, semuanya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan yang mengamanatkan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama.

Keamanan pangan berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan dasar pangan manusia sehingga tidak terjadi dan juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan kehidupan masyarakat yang sehat dan sejahtera. (rie)

 


Artikel ini telah terbit di http/www.bengkulu.buliran.com dengan judul : Peyek Daun Kopi Kuliner Unggulan Desa Batu Ampar